SELAMAT DATANG DI PAPAN BIMBINGAN ONLINE SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

Monday, February 23, 2009

Berteman Yang Baik

Di dalam kehidupan kita harus mengetahui tata cara bergaul/berteman, siapa yang bisa/tau cara bergaul yang baik, InsyaALLAH mereka akan bisa di terima oleh siapa saja. berikut cara bergaul yang baik. semoga bermanfaat.

1. Menghargai Orang lain
Kita sebagai Manusia Yang hidup saling membutuhkan harus bisa menghargai segala bentuk apapun yang ada pada orang lain. Baik itu masalah pendapat, keahlian, maupun sifat dan pribadi dirinya. Jangan sampai keluar kata-kata yang bisa menyinggung orang lain, Kalo kamu mau dihargai oleh orang lain.

2. Bercanda
Memang benar bercanda adalah sesuatu yang asyik pada diri Manusia, Tapi jangan sampai kita Over Low dalam bercanda sama orang lain dan kita harus melihat situasi orang yang mau kita ajak bercanda apakah memungkinkan apa nggak untuk di ajak bercanda.
Kalo pun dia sedang dihadapi dengan kesulitan yang sangat berat kita harus bisa membuat dia tertawa, tersenyum dan merasa nyaman bila berada di samping kita meskipun dalam keadaan yang segmenting mungkin.

3. Menjadi Orang Yang di Percaya
Kalo kita di Percaya oleh Teman/Orang lain, itu bukanlah sesuatu Yang Baik buat kita, emang sih dipercaya oleh teman bisa membuat kita senang, senang karena dipercaya oleh orang lain. Tapi yang membuat kita rada susah yaitu apakah kita bisa menjaga kepercayaan yang di berikan oleh orang lain kepada kita??
Jadi, agar kita bisa memelihara kepercayaan itu salah satu caranya ialah Jangan biasakan menjadi mulut Ember, dan berpikir rahasia orang lain adalah rahasia kita juga.

4. Menjadi Teman Yang bisa diandalkan
Nah ini dia.. apakah kita sudah bisa menjadi teman Yang Baik?
Apakah kita sudah pantas di sebut sebagai seorang teman yang bisa diandalkan? Bisa diandalkan oleh oranglain bila mereka mendapatkan hal yang sangat sulit.
Untuk menjadi teman yang bisa diandalkan memang susah susah Gampang. Cara Gampangnya ialah.. cukuplah memenuhi criteria yang telah disebutkan diatas, yaitu : Kita bisa menghargai Orang Lain, bisa membuat Teman tersenyum dalam keadaan apapun mekipun dalam keadaan yang sangat genting, Menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Teman/Orang.

Sumber Klik Ini

Diskusi dan Menyampaikan Pendapat yang Benar (bagian 3)

Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Diskusi

Diskusi berarti bertukar pikiran. Diskusi merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Diskusi bertujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Salah satu ciri yang paling menonjol dalam diskusi adalah adanya forum tanya jawab. Ada beberapa macam bentuk diskusi, diantaranya sebagai berikut:

* Diskusi panel

Diskusi panel melibatkan beberapa pembicara (panelis) yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar.

* Simposium

Simposium hampir sama dengan diskusi panel, hanya lebih bersifat formal. Pembicara harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disoroti dari sudut keahlian masing-masing.

* Seminar

Seminar merupakan pertemuan yang membahas suatu masalah dengan tujuan untuk mendapatkan pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam seminar harus dlakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan, baik berbentuk usul, saran, solusi, maupun rekomendasi.

Persiapan sebuah diskusi sangat bergantung pada bentuk diskusi yang dipilih. Ada beberapa tahap yang harus diperhatikan pada saat akan mengadakan diskusi, yakni sebagai berikut.

* Menentukan topik yang menarik untuk dibahas dalam diskusi.
* Merumuskan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan topik yang dipilih.
* Menentukan pemimpin diskusi atau moderator. Moderator dalam diskusi bertugas:

1. menjelaskan tujuan dan maksud diskusi;
2. mengatur jalannya diskusi agar berlangsung tertib dan teratur;
3. menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan diskusi;
4. menutup diskusi dan menyiapkan laporan.

* Menenrukan panelis, pembicara, atau narasumber. Pembicara diskusi mempunyai tugas:

1. menyiapkan dan menguraikan bahan atau materi yang akan didiskusikan;
2. menyampaikan materi yang telah disiapkan;
3. menjawab tanggapan-tanggapan para peserta diskusi atau audiens.

* Menentukan sekretaris diskusi atau notulis. Notulis bertugas mencatat hal-hal penting selama jalannya diskusi.
* Dalam diskusi biasanya muncul pendapat atau tanggapan berupa dukungan atau sanggahan terhadap pendapat peserta diskusi. Pernyataan dukungan atau sanggahan tersebut tetap harus disampaikan dengan bahasa yang baik dan santun.

Sumber Klik Ini

Diskusi dan Menyampaikan Pendapat yang Benar (bagian 2)

Melakukan Diskusi dengan Tata Cara yang Benar

Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Dengan saling bertukar pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan diperoleh jalan keluarnya.

Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi.

Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan.
1. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman (sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).

2. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini, harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga terlahir pemikiran – pemikiran yang rasional dan objektif.

3. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.

4. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator, notulis, dan tata tertib.

Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.

Menyampaikan Gagasan dan Tanggapan dengan Alasan yang Logis dalam Diskusi

Inti dari kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikiran
Antar peserta diskusi. Peserta di harapkan menyampaikan pendapatnya terhadap permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya pendapat tersebut harus ditanggapi oleh peserta yang lain. Bermacam-macam bentuk tanggapan dapat disampaikan, misalnya dengan mempertanyakan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan, menyatakan sikap setuju atau tidak setuju/mendukung atau tidak mendukung terhadap pendapat yang telah dikemukakan. Munculnya berbagai sikap pikiran dan tanggapan yang berbeda-beda itu merupakan hal yang positif dalam kegiatan berdiskusi. Semakin banyak tanggapan yang muncul menjadikan proses berdikusi semakin hidup dan dinamis.
Meskipun demikian, hidupnya proses berdiskusi tidak selalu menjamin hasil yang diperoleh akan baik. Hal itu dapat terjadi jika pendapat dan tanggapan yang muncul hanya kata-kata kosong yang tidak ada isinya. Selain itu pendapat yang dikemukakan lemah, tidak bersandar dan tanpa disertai alas an yang logis. Oleh karena itu dalam berdiskusi , setiap pendapat dan tanggapan yang dikemukakan harus disertai alas an atau argument yang logis dan berdasar. Pendapat juga harus disampaikan dengan bahasa yang efektif, sopan dan jelas. Hal itu merupakan unsure penting yang harus diperhatikan dalam diskusi.


Sumber Klik Ini

Diskusi dan Menyampaikan Pendapat yang Benar (bagian 1)

Suatu kegiatan bertukar pikiran dapat disebut diskusi jika memenuhi syarat berikut:

1. Ada masalah yang dibicarakan
2. Ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi
3. Ada peserta sebagai anggota diskusi
4. Setiap anggota mengemukakan pendapatnya dengan teratur
5. Jika ada kesimpulan atau keputusan, hal itu disetujui anggota

Masalah untuk bahan diskusi tentunya dapat diperoleh melalui bacaan, baik buku, majalah, maupun berita-berita yang ada di surat kabar. Kita dapat membaca sumber-sumber informasi tersebut untuk diangkat menjadi bahan diskusi

Perhatikan contoh penggunaan bahasa dalam diskusi berikut!
1. Moderator (Pemandu)
Selamat siang teman-teman. Perkenalkan kami dari Kelompok I akan mengajak teman-teman berdiskusi. Nama saya …, saya bertindak sebagai moderator. Ini teman saya … sebagai penyaji dan sebagai notulis adalah ….
Teman-teman, marilah kita mulai diskusi tema ”Kekeringan di Kabupaten Wonogiri”. Pada kesempatan ini, penyaji akan membahas:

a. sebab-sebab kekeringan,
b. akibat kekeringan, dan
c. cara mengatasi kekeringan.

Teman-teman, marilah kita dengarkan uraian penyaji! Silakan Saudara Penyaji.

2. Penyaji
Terima kasih Saudara Moderator. Teman-teman, di Kabupaten Wonogiri saat ini sedang terjadi kekeringan. Penyebabnya antara lain …. Akibat dari kekeringan itu ….
Menurut kelompok kami, cara mengatasi kekeringan itu sebagai berikut.

a. ….
b. ….
c. ….

3. Peserta Diskusi
Saudara Moderator, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Setelah mendengarkan uraian penyaji, saya berpendapat bahwa kekeringan tidak hanya diatasi dengan cara .... Menurut saya, kekeringan dapat diatasi dengan cara ....

Sumber Klik Ini

Cara Berkomunikasi Yang Baik

Syarat utama untuk bisa berkomunikasi dengan baik hanya satu. Yakni kerelaan mendengarkan apa yang lawan bicara ucapkan. Tentu saja bukan mendengarkan secara pasif, namun secara aktif. Artinya, Anda memberi perhatian. Wujudnya bisa komentar, tanggapan, keterbukaan, dan juga berdiam diri. Adapun keterampilan menjadi pendengar aktif dapat Anda latih dengan tips berikut:

1. Ajukan pertanyaan bila ada ucapan lawan bicara yang kurang jelas. Hal ini dapat membantu Anda memperoleh informasi lebih lengkap, sekaligus menunjukkan ketertarikan Anda. Misalnya, “Contohnya bagaimana?” atau “Bisakah ceritakan lebih banyak lagi?”

Ada beberapa orang yang merasa kurang nyaman atau disudutkan jika ditanya, karena itu pertanyaan hendaknya diajukan dengan lembut dan tidak terkesan seperti menyelidik. Hati-hati dengan pertanyaan “ke-napa”. Contohnya, ketimbang me-nanyakan, “Kenapa Anda mengambil sekolah malam?” lebih baik tanyakan, “Adakah sesuatu yang menarik untuk Anda pelajari di sana?” Sebab bisa jadi dia mengambil sekolah malam karena dulu tiap kali ujian tak pernah lulus dan pertanyaan Anda bisa menyinggung perasaannya.

2. Nyatakan kembali kesimpulan dari pernyataan yang Anda dengar darinya untuk menghindari kesalahpahaman.

Ungkapkan ekspresi perasaan Anda. Biarkan lawan bicara melihat bagaimana emosi Anda terpengaruh oleh ucapannya.

3. Hindari sikap memaksakan kehendak. Kalaupun Anda be da pendapat atau pandangan, hendaknya tetap Anda nyatakan. Hanya lakukan dengan cara bersahabat dan jelas.

4. Jagalah bahasa tubuh Anda. Saat berbicara dengan lawan bicara, tetap pertahankan kontak mata untuk menumbuhkan kesan jujur dan percaya diri. Hindari menggigit bibir, goyang-goyang kaki, dan gerakan lain yang menimbulkan kesan Anda sedang gelisah atau tak betah berbicara. Usahakan postur tubuh tegak, dengan posisi kaki dan lengan dalam keadaan santai.

5. Hindari kata “selalu, mesti” maupun “tidak pernah”. Biasanya kata-kata itu tidak menggambar kan fakta sesungguhnya dan cenderung memancing sikap defensif dari lawan bicara. Ketimbang mengatakan, “Toilet kantor ini tidak pernah dibersihkan” lebih baik katakan, “Apa yang bisa kita lakukan agar toilet kantor ini jadi bersih?”

6. Sesuaikan gaya komunikasi Anda dengan tiap individu.

Ingat, tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang sama. Jenis kelamin, usia, budaya, daerah asal, pekerjaan, pengalaman kerja, dan tipe kepribadian, hanyalah merupakan sebagian kecil faktor yang mempengaruhi gaya komunikasi seseorang.

Mengenali perbedaan ini dapat mengurangi risiko kesalahpahaman maupun frustrasi saat berkomunikasi. Orang dengan tipe ekstrovert biasanya senang memonopoli percakapan, selalu penuh inisiatif, dan ceplas-ceplos bicaranya. Sedangkan mereka yang bertipe introvert lebih senang menyendiri dan selalu berpikir hati-hati sebelum ber-tindak atau berbicara.

7. Berikan umpan balik, pujian, atau dukungan. Buatlah orang lain tahu bahwa Anda menghargai usaha atau prestasi mereka. Penghargaan atau respek adalah kunci utama dalam menumbuhkan hubungan komuniasi yang seimbang dan saling mendukung.

8. Yakinlah, bila melakukan satu saja tips di atas setiap minggunya, Anda niscaya akan merasakan perubahan positif dalam kehidupan sosial maupun perkembangan karier. Selamat mencoba.

Sumber Klik Ini

Faktor-Faktor Penting untuk Bersosialiasi

Seperti juga tumbuhan, hubungan perlu disemai, dipupuk, dan disirami. Kalau hanya dibiarkan, pastinya akan terbengkalai. Tahu-tahu, Anda baru sadar akibatnya ketika sudah telat. Si A atau si B yang biasanya ramah atau gampang dikontak, sekonyong-konyong 'menghilang' atau terasa seperti orang asing ketika bertemu. Itulah sebabnya orang dikaruniai dua telinga dan cuma satu mulut. Belajarlah mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan minat. Kalau Anda pemalu, atau tak berani mengeluarkan inisiatif topik, cobalah bertanya pada orang lain tentang mereka sendiri.

Misalnya, kalau Anda ingin berlibur, korek ide-ide orang di sekeliling Anda tentang tempat-tempat yang akan mereka datangi kalau mereka akan berlibur. Percakapan pasti akan berlangsung dengan spontan, karena Anda melibatkan orang lain untuk memikirkan kepentingan mereka sendiri - meski sebenarnya untuk kepentingan Anda juga.

2. Selalu mencari nilai-nilai positif orang lain

Hubungan sebetulnya seperti gema. Bila Anda mengatakan A, maka yang akan Anda peroleh A juga. Kalau Anda berpikir positif terhadap orang lain, maka hal itu akan meningkatkan kemungkinan baginya untuk berpikiran terbuka terhadap Anda, dan pada gilirannya juga mencari nilai-nilai positif diri Anda sendiri. Tapi, kalau Anda gemar mencari sisi negatif seseorang, maka orang itu pun hanya akan mengingat keburukan Anda saja.

3. Temukan hal-hal unik dari setiap orang

Yakinlah bahwa setiap orang itu unik. Semua respons dan reaksi akan berlainan bila latar belakang peristiwa tidak sama. Pelajari hal ini untuk membangkitkan minat Anda terhadap orang lain.

4. Peroleh apa yang Anda inginkan dari orang lain

Untuk mendapatkannya, gunakan instrumen terpenting, yaitu kejujuran. Bukalah topeng Anda, yakinkan bahwa Anda punya alasan yang baik untuk menginginkan sesuatu dari seseorang. Lakukan semua itu dengan perilaku yang positif, dan mintalah sambil tersenyum. Pastikan bahwa senyum Anda tidak palsu!

5. Mengatasi semua konflik

Hampir semua konflik disebabkan kesalahpahaman. Penyebabnya adalah ketidaklancaran komunikasi. Yang satu tidak mendengarkan, atau yang lain tidak bisa mengungkapkan dengan jelas. Inilah cara termudah mengatasi konflik:

  • Berempati dengan pikiran mereka, yaitu dengan cara melihat sesuatu hal sesuai dengan cara pandang mereka. Hal ini membuat Anda bisa lebih tahu tentang situasi yang dialami mereka dan berarti Anda bisa berkompromi.
  • Ubah pandangan Anda terhadap mereka dengan mempertimbangkan latar belakang dan alasan mengapa mereka mengambil sikap tertentu. Refleksi seperti ini akan memberi banyak hal, misalnya, dengan adanya informasi tentang latar belakang, siapa tahu Anda juga akan melakukan hal yang sama bila berada pada situasi yang sedang mereka alami. Ini membuat pikiran menyalahkan orang lain akan menghilang dengan sendirinya.
  • Kalau semua gagal, berarti Anda memang tidak cocok hidup dengan orang-orang yang sering berkonflik dengan Anda. Hanya ada satu cara, jauhi mereka.

Sumber: Artikel Hannie K Wardhani
Copyright © Faiz Mudhokhi | 2009

Bimbingan dan Konseling SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.